Friday, March 25, 2011

Pesawat Tempur Qatar Bergabung dengan Pasukan Koalisi

Metrotvnews.com, Doha: Sejumlah jet tempur Qatar terbang
di wilayah udara Libya ikut menegakkan zona larangan terbang sesuai
resolusi PBB. Angkatan Udara Qatar mengatakannya, Jumat
(25/3).

Qatar menjadi negara Arab pertama yang mengambil bagian
dalam operasi militer yang dipelopori Barat itu.

Dalam sebuah
pernyataannya, AU Qatar mengatakan sejumlah pesawat terbang di Libya
sebagai bagian dari koalisi internasional,  seraya menegakkan zona
larangan terbang yang diberlakukan pada pasukan Moamar Khadafi untuk
melindungi penduduk sipil.

Pernyataan yang disiarkan kantor berita
QNA itu tidak menyebutkan tanggal dimulainya operasi Qatar atau lokasi
penerbangan pertama. Namun, dua jet tempur Mirage Qatar dan sebuah pesawat
angkut C-17 Globemaster mendarat, Selasa (22/3) lalu, di Siprus untuk
pengisian bahan bakar dalam perjalanan untuk penempatan tersebut. Televisi
pemerintah Qatar mengatakan, pesawat-pesawat itu menuju sebuah pangkalan
udara AS di Crete.

Uni Emirat Arab, yang juga sekutu utama AS
seperti Qatar, akan mengirim enam pesawat F-16 dan enam jet Mirage untuk
membantu menegakkan zona larangan terbang di Libya. Misi penerbangan
tersebut akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.

Liga Arab yang
beranggotakan 22 negara mendukung pembentukan zona larangan terbang
sebelum jet-jet tempur Barat menyerang pertahanan udara pasukan Khadafi
yang memerangi pemberontak. Serangan-serangan itu dilakukan sesuai dengan
mandat PBB.

Libya kini digempur pasukan internasional yang
dipelopori AS, Inggris dan Prancis, sesuai dengan resolusi PBB yang
disahkan Kamis (17/3) pekan lalu.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan
ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan
laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moamer Khadafi yang
membuat marah Barat.

Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah
negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Khadafi setelah
pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan
Februari. Namun, kini pasukan Khadafi dikabarkan telah berhasil menguasai
lagi daerah-daerah tersebut.

Ratusan orang tewas dalam penumpasan
brutal oleh pasukan pemerintah dan ribuan warga asing bergegas
meninggalkan Libya pada pekan pertama pemberontakan itu.

Khadafi
(68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat
dasawarsa. Khadafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang
banyak pihak.

Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab,
termasuk Libya, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang
berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan
tahun.

Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri 11 Februari 2011,
setelah berkuasa selama 30 tahun. Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, sebuah badan yang mencakup sekitar 20
jendral yang sebagian besar tidak dikenal umum.

Source:Kompas.com

No comments:

Post a Comment