Thursday, March 24, 2011

Presiden Anggap Dewan Revolusi Islam Tidak Berbahaya

Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sudah mendengar mengenai Dewan Revolusi Islam (DRI) yang
disebut-sebut akan mengambilalih kekuasaan untuk menjalankan roda
pemerintahan Indonesia dengan syariat Islam. Namun, setelah mendapat
laporan dari intelijen, Presiden menganggap DRI tidak berbahaya dan tidak
mengganggu jalannya pemerintahan.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara
Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Kamis (23/3). Julian
mengatakan, dirinya sudah melaporkan mengenai adanya pembentukan DRI.
"Mengenai isu Dewan Revolusi Islam pertama kali dinaikkan surat kabar pada
21 Maret, lalu Al Jazeera. Sudah dilaporkan ke Presiden dan saya sudah
berkonsultasi dengan Menko Polhukam Djoko Suyanto," ujar
Julian.

"Menko mengatakan ada indikasi Dewan Revolusi Islam
terdeteksi 10 hari sebelum berita tersebut diturunkan. Namun, dari data
intelijen tidak ada indikasi eksistensi yang nyata Dewan Revolusi Islam.
Saya sudah melaporkan itu kembali ke Presiden. Kami tidak melihat itu
serius dan sebagai sesuatu ancaman nyata. Pemerintah tidak akan menanggapi
isu tersebut," katanya.

Ia menambahkan, isu keberadaan DRI juga
sudah dibantah oleh orang-orang yang namanya disebut-sebut. Bantahan dari
pihak terkait semakin menguatkan data intelijen. "Nama-nama yang disebut
DRI sudah membantahnya. Sehingga, ini mendukung laporan intelijen bahwa
tidak ada yang serius. Tidak ada eksistensi atau temuan sehingga
pemerintah tidak akan melakukan apa pun," kata Julian.

Di dunia
maya, isu soal DRI sudah ramai dibicarakan. Sejumlah tokoh Front Pembela
Islam disebut-sebut masuk dalam daftar kabinet dengan Habib Rizieq Sihab
sebagai kepala negaranya dan Munarman sebagai Menhankam. Adapun Dewan
Fuqoha diisi oleh Abu Bakar Ba'asyir, Makruf Amin, Abdur Rasyid AS,
Syukran Makmun, Luthfi Basori Alwi, Hamid Baidowi, dan Hasyim Muzadi.
(MI/DOR)

Source:Kompas.com

No comments:

Post a Comment