Wednesday, March 9, 2011

5 Hal yang Dikhawatirkan Remaja

PARA orang tua mungkin heran mengapa anak tak bercerita
tentang masalah yang dihadapinya. Biasanya, anak pada usia remaja merasa
tak nyaman untuk membicarakan masalahnya dengan orang dewasa. Mereka
merasa orang dewasa tak akan mengerti apa yang sedang mereka alami. Remaja
juga takut kena marah, dikritik, atau bahkan dihukum gara-gara masalah
yang tengah dialaminya.

Vanessa Van Petten, penulis buku parenting
You're Grounded! yang memiliki misi memperbaiki hubungan orangtua-anak ini
membagi pengalamannya. Setiap kali Vanessa mewawancarai pelamar magang
usia remaja, dia meminta mereka menjawab dua pertanyaan: Apa yang paling
membuatmu khawatir? Bagian apa yang paling sulit dalam
hidupmu?

Berikut adalah lima jawaban yang diperoleh Vanessa yang
berguna bagi Anda, para orangtua, untuk memastikan anak remaja terhindar
dan terlepas dari stres.

1. Interaksi Sosial

Para remaja
seringkali butuh mengobrol dengan teman-temannya. Hal ini terkadang
membuat mereka terobsesi pada hubungannya dengan teman, baik di dunia
nyata maupun di dunia maya. Interaksi sosial, jalinan persahabatan dan
pertemanan sangatlah penting bagi remaja. Mereka mencemaskan apakah mereka
cukup populer, apa mereka cukup menarik dan menyenangkan, dan apa mereka
menyinggung temannya.

Tip: Pastikan anak Anda memiliki teman dekat
yang benar-benar dapat memberi dukungan dan interaksi, bukan hanya 1000
teman di Facebook yang tak ada wujud nyatanya. Beritahu dia perbedaan
antara teman sekolah, teman di dunia maya, dan sahabat. Tambahkan bahwa ia
sebaiknya memupuk pertemanan yang baik.

2. Sekolah

Walaupun
para remaja stres tentang pekerjaan rumah, ujian, dan guru-guru di
sekolah, bagian yang paling membuat stres adalah melakukan hal terbaik
yang bisa ia lakukan, mengambil pelajaran yang tepat, dan mengembangkan
kemampuan atau bakatnya.

Tip: Ajak anak untuk memperhatikan nilai
akademisnya bersama-sama dengan Anda. Ia akan menjadi murid seperti apa?
Berapa nilai minimal yang harus dicapainya untuk mewujudkan masa depan
yang dia inginkan? Bantulah dia membuat tujuan dan batasan yang jelas,
serta bimbinglah mengarahkan langkah yang harus ditempuhnya.

3.
Masa Depan

Para remaja biasanya cukup bimbang dengan masa depannya.
Mereka tak memahami akan jadi seperti apa masa depan mereka dan bahkan
beberapa remaja tidak yakin bagaimana untuk mempersiapkannya.

Tip:
Bimbingan sangatlah diperlukan saat usia labil. Tekanan yang dirasakan
para remaja mungkin akan berkurang jika ia memiliki seseorang yang sukses
sehingga dapat memotivasinya di bidang yang ia minati. Bila anak Anda
belum bisa menentukan pilihan, carilah orang yang dapat menuntunnya,
seperti bibi, paman, saudara sepupu, dan tentunya Anda sebagai
orangtua.

4. Keuangan

Kriris ekonomi yang melanda telah
membangkitkan kesadaran remaja terhadap kondisi keuangan keluarga mereka,
yang tentunya berkenaan dengan masa depannya. Banyak remaja yang berusaha
mencari pekerjaan sambilan untuk dapat menghidupi diri mereka sendiri.
Selain itu, dengan berkembangnya film-film materialistis (seperti Gossip
Girl), remaja putri takut tak bisa mengimbangi pola hidup seperti
teman-temannya.

Tip: Mulailah ajari anak Anda bagaimana mengelola
uang dengan baik. Hal ini akan mengurangi beban pikirannya. Lalu, untuk
pembelanjaan, pastikan ia tak akan lepas kontrol. Jika memberi kartu
kredit, pilih yang berlimit, sehingga tak akan terjadi
overspending.

5. Percintaan

Banyak cara yang dilakukan
remaja untuk mengekspresikan kegelisahan cinta yang dialaminya. Beberapa
penasaran bagaimana rasanya dan apakah mereka akan merasakannya. Sebagian
remaja akan mempertanyakan cinta orangtua mereka ketika mereka dihukum.
Sedangkan yang lain akan menuntut lebih banyak cinta.

Tip: Orangtua
selalu berpikir bahwa anak mereka tahu seberapa besar mereka mencintainya.
Namun, tidak selamanya hal tersebut benar. Orangtua bukan hanya harus
mengatakan ia menyayangi anaknya, tetapi juga harus menjelaskan apakah
arti cinta atau sayang tersebut. Beritahu juga bahwa menyayangi pacar
tidak selalu melibatkan kontak fisik. Pengetahuan tersebut akan membantu
mereka merasa aman dan merasa diperhatikan.(kpl/ICH)

Source:Kompas.com

No comments:

Post a Comment