Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden PKS Luthfi Hasan
Ishaaq mengungkapkan ada perbedaan pandangan antara PKS dan PD tentang
cara menyelesaikan masalah pajak di Indonesia. PKS berpandangan bahwa
masalah pajak harus diselesaikan dengan cara extra ordinary, sementara PD
menginginkan cara biasa. Perbedaan pandangan itulah yang kemudian dinilai
oleh PD sebagai pembangkangan kesepakatan koalisi. Padahal, itu biasa
dalam demokrasi."Kami berkoalisi dengan SBY bukan dengan PD. Kalau
dengan PD kami sejajar dan oleh karena itu kami memiliki cara pandang
sendiri dan PD pun demikian dalam melihat persoalan pajak. Kami melihat
bahwa persoalan pajak harus diselesaikan dengan cara extra ordinary
sementara PD dengan cara biasa. Ini bukan berarti kami menentang pimpinan
koalisi," ujar Luthfi di Jakarta, Rabu (9/3).Persoalan cara
pandang itu, menurut Luthfi, kemudian dibesar-besarkan oleh jajaran Partai
Demokrat sehingga sampai ke SBY."Jadi ini sifatnya bottom up atau
dari bawah ke atas. SBY seperti diberikan bola panas oleh PD. Terbukti
bola panas itu kemudian kan dingin kembali di tangan SBY. Kalau
sifatnyatop downdan merupakan keinginan SBY tentunya kami ikuti,"
tegasnya.Sementara itu, Ketua F-PD DPR Muhammad Jafar Hafsah
mengatakan, apapun yang dikatakan PKS semuanya benar. PKS nampaknya punya
pemahaman kebenaran sendiri yang berbeda dengan pemahaman seluruh kader
PD."Masyarakat bisa melihat sendiri mana yang benar dan mana yang
salah. Semua berpulang pada niat, dan masyarakat tentunya bisa melihat apa
sebenarnya niat PKS dengan mengusung berbagai isu yang merusak citra
pemerintah," jelas Jafar.Angket pajak, menurutnya, bukanlah
satu-satunya langkah PKS yang berseberangan dengan PD."Jadi kalau
mereka katakan ini manuver kami, saya rasa tidak benar. Kami kan tidak
mungkin mengeluarkan pernyataan jika hal itu belum dikonsultasikan dengan
jajaran pengurus PD termasuk dengan ketua dewan pembina,"
tegasnya.Jika dikatakan PKS berkoalisi dengan SBY, maka menurut
Jafar, itu sangat tidak pantas jika kader-kader PKS mengambil posisi
menyerang terus menerus terhadap berbagai kebijakan Presiden."Saya
tidak perlu mendebat pernyataan PKS bahwa hanya berkoalisi dengan
Presiden. Masyarakat lihat sendirilah sikap mereka terhadap Presiden.
Apakah patut jika memang mereka mengatakan hanya berkoalisi dengan
Presiden, tapi mereka terus menyerang Presiden?," tanyanya. (MI/DSY) Source:Kompas.com
Ishaaq mengungkapkan ada perbedaan pandangan antara PKS dan PD tentang
cara menyelesaikan masalah pajak di Indonesia. PKS berpandangan bahwa
masalah pajak harus diselesaikan dengan cara extra ordinary, sementara PD
menginginkan cara biasa. Perbedaan pandangan itulah yang kemudian dinilai
oleh PD sebagai pembangkangan kesepakatan koalisi. Padahal, itu biasa
dalam demokrasi."Kami berkoalisi dengan SBY bukan dengan PD. Kalau
dengan PD kami sejajar dan oleh karena itu kami memiliki cara pandang
sendiri dan PD pun demikian dalam melihat persoalan pajak. Kami melihat
bahwa persoalan pajak harus diselesaikan dengan cara extra ordinary
sementara PD dengan cara biasa. Ini bukan berarti kami menentang pimpinan
koalisi," ujar Luthfi di Jakarta, Rabu (9/3).Persoalan cara
pandang itu, menurut Luthfi, kemudian dibesar-besarkan oleh jajaran Partai
Demokrat sehingga sampai ke SBY."Jadi ini sifatnya bottom up atau
dari bawah ke atas. SBY seperti diberikan bola panas oleh PD. Terbukti
bola panas itu kemudian kan dingin kembali di tangan SBY. Kalau
sifatnyatop downdan merupakan keinginan SBY tentunya kami ikuti,"
tegasnya.Sementara itu, Ketua F-PD DPR Muhammad Jafar Hafsah
mengatakan, apapun yang dikatakan PKS semuanya benar. PKS nampaknya punya
pemahaman kebenaran sendiri yang berbeda dengan pemahaman seluruh kader
PD."Masyarakat bisa melihat sendiri mana yang benar dan mana yang
salah. Semua berpulang pada niat, dan masyarakat tentunya bisa melihat apa
sebenarnya niat PKS dengan mengusung berbagai isu yang merusak citra
pemerintah," jelas Jafar.Angket pajak, menurutnya, bukanlah
satu-satunya langkah PKS yang berseberangan dengan PD."Jadi kalau
mereka katakan ini manuver kami, saya rasa tidak benar. Kami kan tidak
mungkin mengeluarkan pernyataan jika hal itu belum dikonsultasikan dengan
jajaran pengurus PD termasuk dengan ketua dewan pembina,"
tegasnya.Jika dikatakan PKS berkoalisi dengan SBY, maka menurut
Jafar, itu sangat tidak pantas jika kader-kader PKS mengambil posisi
menyerang terus menerus terhadap berbagai kebijakan Presiden."Saya
tidak perlu mendebat pernyataan PKS bahwa hanya berkoalisi dengan
Presiden. Masyarakat lihat sendirilah sikap mereka terhadap Presiden.
Apakah patut jika memang mereka mengatakan hanya berkoalisi dengan
Presiden, tapi mereka terus menyerang Presiden?," tanyanya. (MI/DSY) Source:Kompas.com
No comments:
Post a Comment