Metrotvnews.com, Boyolali: Larangan pendakian Gunung
Merapi dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian
(BPPTK) Yogyakarta sejauh ini tak efektif. Buktinya, dalam beberapa pekan
terakhir, puluhan pendaki luar negeri bisa bebas naik ke gunung yang masih
mengundang banyak bahaya longsor lahar dingin tersebut.Menurut SAR
Baremeru Merapi Lencoh, mereka yang nekat naik ke gunung berapi yang masih
berstatus Waspada itu masuk dari pintu pendakian Plalangan, Desa Lencoh,
Kecamatan Selo. Kebanyakan naik untuk alasan penelitian dan
riset.Aktivis SAR Barameru Lencoh Samsuri mengatakan, sedikitnya
25 pendaki asal Jerman, Prancis, Belgia, dan Malaysia naik ke gunung
selama seminggu terakhir ini."Merapi menjadi menarik, karena
gunung itu merupakan gunung berapi paling aktif di dunia, yang meletus
dengan periode pendek empat tahunan. Nah, mereka mengatakan ingin
melakukan riset di atas," katanya.Sejumlah pemandu Merapi
menyatakan, karena upah jasa para pendaki yang melakukan riset di atas
Merapi itu menggiurkan, mereka pun menerima dengan syarat tidak sampai
puncak. Soalnya, itu dinilai masih sangat berisiko, terutama soal
kemungkinan longsornya lahar dingin.Begitu halnya para pendaki
lokal yang nekat naik dari Plalangan sudah diberitahu untuk berhati-hati
dan memilih jalur paling sedikit risiko bahayanya. Sejak Februari, para
pendaki lokal selalu saja ada yang naik, ketika mendekati hari
libur."Mereka mendaki sekitar pukul 00.00 atau 01.00," imbuh
Samsuri lagi.(MI/DSY) Source:Kompas.com
Merapi dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian
(BPPTK) Yogyakarta sejauh ini tak efektif. Buktinya, dalam beberapa pekan
terakhir, puluhan pendaki luar negeri bisa bebas naik ke gunung yang masih
mengundang banyak bahaya longsor lahar dingin tersebut.Menurut SAR
Baremeru Merapi Lencoh, mereka yang nekat naik ke gunung berapi yang masih
berstatus Waspada itu masuk dari pintu pendakian Plalangan, Desa Lencoh,
Kecamatan Selo. Kebanyakan naik untuk alasan penelitian dan
riset.Aktivis SAR Barameru Lencoh Samsuri mengatakan, sedikitnya
25 pendaki asal Jerman, Prancis, Belgia, dan Malaysia naik ke gunung
selama seminggu terakhir ini."Merapi menjadi menarik, karena
gunung itu merupakan gunung berapi paling aktif di dunia, yang meletus
dengan periode pendek empat tahunan. Nah, mereka mengatakan ingin
melakukan riset di atas," katanya.Sejumlah pemandu Merapi
menyatakan, karena upah jasa para pendaki yang melakukan riset di atas
Merapi itu menggiurkan, mereka pun menerima dengan syarat tidak sampai
puncak. Soalnya, itu dinilai masih sangat berisiko, terutama soal
kemungkinan longsornya lahar dingin.Begitu halnya para pendaki
lokal yang nekat naik dari Plalangan sudah diberitahu untuk berhati-hati
dan memilih jalur paling sedikit risiko bahayanya. Sejak Februari, para
pendaki lokal selalu saja ada yang naik, ketika mendekati hari
libur."Mereka mendaki sekitar pukul 00.00 atau 01.00," imbuh
Samsuri lagi.(MI/DSY) Source:Kompas.com
No comments:
Post a Comment